Film Horor Paling Menyeramkan yang Diangkat dari Kisah Nyata
Halo Serupedians
Film horor merupakan genre yang memiliki penggemar sekaligus penikmat tersendiri. Saat menyaksikan adegan per adegan, kita disuguhkan ketegangan yang memicu adrenalin. Itu sebabnya, film bergenre ini memiliki penggemar setia dari seluruh penjuru dunia.
Yang akan lebih menegangkan dan menyeramkan adalah jika film bergenre horor ini diangkat dari kisah nyata yang sangat fenomenal dan menjadi cerita horor nyata paling menyeramkan. Untuk itu serupedia akan mencoba mengulas tentang Film Horor Paling Menyeramkan yang Diangkat dari Kisah Nyata versi serupedia . Apa saja? berikut ulasannya.
1. The Conjuring
Kejadian ini terjadi di tahun 1971, dimana satu keluarga terdiri sepasang suami istri bernama Roger dan Carolyn Peron beserta kelima anaknya, mereka tinggal disebuah rumah yang mereka beli. Banyak kejadian menyeramkan yang dialami keluarga tersebut, dan salah satunya adalah Carolyn sering mengalami luka memar ditubuh sehabis bangun tidur pagi. Maka dengan itu mereka meminta bantuan sang paranormal yang juga sepasang suami istri bernama Ed Warren dan Lorriane untuk mengusir roh-roh jahat yang terdapat dirumah tersebut.
Kisah Nyatanya :
Ed dan Lorraine Warren telah menyelidiki aktivitas paranormal sejak awal 1950-an. Selama karir panjang mereka, mereka menyelidiki lebih dari 4.000 kasus hantu, termasuk yang terkenal adalah Amityville Haunting di mana mereka diakui sebagai penelitian psikis pertama. Warrens dan Ed mengatakan bahwa investigasi mereka di keluarga Perron adalah " investigasi yang paling intens, menarik, dan paling susah" dalam karir mereka. Dimana Roger Perron, istrinya Carolyn, dan lima anak mereka Andrea (Annie), Nancy, Christine, Cindy, dan April mengalami penyiksaan dari roh-roh yang menempati rumah barunya.
Rencana untuk memindahkan anak anaknya di rumah yang lebih tenang, Roger dan Carolyn Perron membeli rumah impian mereka pada musim dingin tahun 1970. The Old Arnold Estate yang luasnya 200 hektar merupakan salah satu perkebunan asli daerah. Terletak di 1677 Round Top Jalan di Harrisville, Rhode Island, 14 kamar dibangun pada tahun 1736 dengan banyak ruang untuk lima anak mereka, semua gadis, Nancy dan Christine Perron berbagi satu ruangan, Cindy dan April lain, dan Andrea memiliki ruang untuk dirinya sendiri – Suasana sangat nyaman kecuali pada malam hari, seperti Andrea katakan “para suster datang merangkak ke tempat tidur dan dia gemetar lalu menangis ketakutan”.
Keluarga Perron mulai melihat sesuatu yang tidak beres dari hari pertama mereka masuk ke dalam rumah baru mereka yang indah. Kemudian mereka mengetahui bahwa delapan generasi keluarga telah hidup dan mati disana di Old Arnold Estate termasuk Mrs John Arnold yang pada usia 93, ditemukan gantung diri dari langit-langit gudang. Sahabat anehdidunia.com berita lainnya lagi, dari kehidupan di perkebunan terdapat beberapa kasus bunuh diri, pemerkosaan dan pembunuhan yang belum terpecahkan. Disamping itu ada juga berita gadis sebelas tahun Prudence Arnold (kemudian diduga telah dibunuh di peternakan), dua orang tenggelam secara tiba-tiba di sungai yang terletak di dekat rumah, dan empat pria misterius membeku sampai mati di tanah. Tidak butuh waktu lama untuk keluarga Perrons mengerti mengapa penjual sebelumnya menyarankan pada saat mereka pindah untuk tetap menyalakan lampu pada malam hari.
Pada awalnya warren mengatakan bahwa hantu hantu disana sangat ramah dan tidak berbahaya. Diperlihatkan wujudnya ada yang sedikit buram dan kadang terlihat sangat jelas. Salah satu hantu berbau bunga sementara yang lain bersifat lembut seperti mencium gadis-gadis untuk mengucapkan selamat malam di tempat tidur mereka setiap malam. Penampakan lainnya ada anak kecil, laki-laki muda yang akan membuat gadis gadis itu terpesona dengan mendorong mobil-mobilan menggunakan tangan yang tak terlihat.
Salah satu penampakan yang sering terlihat mungkin adalah hantu perempuan. Keluarga Perron sering mendengar suara-suara menyapu datang dari arah dapur. Ketika mereka memasuki ruangan, mereka akan menemukan sapu telah dipindahkan ke tempat yang berbeda di dalam ruangan dengan tumpukan kotoran yang rapi seperti baru menyapu tinggal dibuang ke tempat sampah.
Manny adalah roh yang anak muda yang mencintai keluarga Perron. Manny diyakini adalah Johnny Arnold, yang melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri di loteng rumah di tahun 1700. Manny biasanya akan muncul sebelum hantu anak-anak itu muncul, dia sering berdiri di pojok dan diam-diam menonton anak-anak melakukan kegiatan sehari-hari mereka. Tampak senyum miring di wajahnya, tertawa melihat anak anak bermain dan jika kontak mata terjadi dengan Manny, dia akan menarik diri menghilang dari pandangan sama seperti saat dia muncul.
Selain intensitas hantu, Keluarga Perrons banyak menyaksikan fenomena aneh dan tidak dapat dijelaskan lainnya. Ranjang akan melayang beberapa inci dari lantai, handset telepon akan melayang-layang di udara dan terbanting kembali ke gagangnya ketika seseorang memasuki ruangan, dan berbagai benda rumah tangga akan bergerak seperti digerakan oleh rumah itu sendiri. Seringkali kursi akan ditarik tiba-tiba dari bawah dan tamu yang tidak diundang muncul dari dinding. Keluarga Perron pernah sekali melaporkan melihat sebuah cairan darah berwarna oranye dari dinding dan hilang begitu saja.
Tidak semua hantu di Harrisville bisa bersahabat dengan pendatang. Seperti kejadian yang dialami keluarga perron tersebut, beberapa hantu akan menarik kaki dan rambut anak anaknya di tengah malam saat mereka sedang tidur. Kejadian lainnya seperti menggedor pintu depan rumah dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga membuat seluruh rumah terguncang. Pintu dibanting terbuka dan tertutup sendiri dan mereka hanya terpaku melihat fenomena yang dibuat oleh hantu tersebut. Satu intensitas rutin yang terjadi di rumah yang membuat mereka terjaga adalah teriakan tangis mama…maamaaa di malam hari. Sementara fenomena lainnya, cindy anaknya mengatakan berulang ulang bahwa ada tujuh tentara yang tewas dan dikubur di dinding. Sahabat anehdidunia.com masih juga teringat di ingatan keluarga peron penampakan anak kecil kira kira berumur 4 tahun yang terus menerus memanggil ibunya. Salah satu roh ada yang paling jahat, keluarga Perron sampai hari ini tidak akan mengungkapkan apa yang terjadi pada mereka.
2. The Amityville Horror
Film ini mengisahkan pasangan suami-isteri John dan Kathy Lutz beserta anak-anak mereka yang membeli rumah di Long Island. Rumah tersebut ternyata menjadi lokasi pembunuhan masal bertahun-tahun lalu. Keluarga Lutz pun diteror oleh berbagai kejadian seram dan dipaksa pergi oleh hantu dari rumah mereka. Film ini diangkat dari kisah nyata George dan Kathy Lutz (pada film, nama sang suami George diganti menjadi John) berdasarkan pengalaman mereka saat membeli rumah di Amityville. Pasangan suami-isteri ini mendengar berbagai suara aneh meskipun siang hari. Mereka juga melihat lendir berwarna hijau mengalir keluar dari dinding rumah, sehingga keluarga Lutz berlari keluar rumah ketakutan.
Kisah Nyatanya :
Rumah bernomor 112 di Ocean Avenue telah kosong selama 13 bulan setelah DeFeo membunuh anggota keluarganya, hingga pada Desember 1975 keluarga Lutz membeli rumah tersebut seharga $80.000. Rumah yang memiliki enam kamar tidur ini dibangun dengan gaya kolonial Belanda, dan memiliki atap yang melengkung. Rumah ini dilengkapi dengan kolam renang dan sebuah rumah tempat penyimpanan kapal. George dan Kathy telah menikah pada bulan Juli 1975 dan mempunyai rumah mereka sendiri, namun ingin memulai kembali dengan memiliki rumah baru. Kathy mempunyai tiga anak dari pernikahan sebelumnya, Daniel (9), Christopher (7), dan Melissa alias Missy (5). Mereka juga memiliki seekor anjing Labrador yang diberi nama Harry. Selama pengecekkan mereka saat akan membeli rumah tersebut, oleh agen mereka telah diberitahukan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh DeFeo, namun mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.
Keluarga Lutz pindah kerumah tersebut pada 18 Desember 1975. Sebagian besar mebel dari keluarga DeFeo masih ada, karena semuanya termasuk dalam kesepakatan jual beli. Seorang teman George Lutz telah mempelajari tentang masa lalu sejarah rumah tersebut, dan mendesak agar mereka melakukan pemberkatan. Namun mereka tidak mengerti cara-caranya. George mengenal seorang Pendeta Katolik yang bernama Bapa Ray, dan ia bersedia untuk melakukan pemberkatan. (Dalam buku Anson disebutkan nama Pendeta tersebut adalah Bapa Mancuso. Hal ini dilakukan untuk menjaga privasi Pendeta tersebut, nama aslinya adalah Bapa Ralph J. Pecoraro).
Bapa Mancuso adalah seorang pengacara, imam Katolik, dan seorang psikoterapi yang tinggal di Sacred Heart Rectory. Ia tiba untuk melaksanakan berkat pada sore hari tanggal 18 Desember 1975 disaat George dan Kathy sedang membongkar barang-barang mereka. Ketika ia mengibaskan air suci yang pertama dan mulai untuk berdoa, ia mendengar suara dengan jelas yang mengatakan"Keluar!" - "Get out!". Disaat meninggalkan rumah tersebut, ia tidak menceritakan kejadian itu kepada George maupun Kathy. Pada 24 Desember 1975, Bapa Mancuso menelepon George Lutz dan menasihatkan agar dia tidak menggunakan ruang dimana ia telah mendengar suara yang aneh tersebut. Ruang ini adalah ruangan yang direncanakan Kathy digunakan sebagai ruang jahit, dan tadinya adalah kamar tidur Marc dan Yohanes Matthew DeFeo. Percakapan telepon terputus secara tiba-tiba, dan kunjungan berikutnya ke rumah tersebut mengakibatkan Bapa Mancuso menderita demam tinggi dan pada lengannya dijumpai tanda yang mirip dengan tanda stigmata.
Pada mulanya, George dan Kathy Lutz tidak merasakan hal yang aneh dengan rumah mereka. Namun kemudian, mereka merasa bahwa “masing-masing dari mereka tinggal di suatu rumah yang berbeda”.
Sebagian dari pengalaman keluarga Lutz diuraikan sebagai berikut:
- George selalu terbangun sekitar pukul 03:15 setiap paginya, dan kemudian keluar ke rumah tempat penyimpanan kapal. Waktu tersebut diperkirakan adalah waktu dimana DeFeo membunuh anggota keluarganya.
- Rumah mereka selalu diganggu oleh segerombolan lalat di setiap musim dingin.
- Kathy mendapat mimpi buruk tentang pembunuhan dan saat dimana ia melakukan persetujuan pembelian rumah tersebut. Anak-anak mereka juga mulai tertidur dengan terlungkup, posisi yang sama saat mayat DeFeo ditemukan.
- Kathy merasakan seolah-olah "sedang dipeluk" dengan penuh kasih oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat.
- Kathy menemukan sebuah ruang kecil yang tersembunyi (sekitar empat kaki) di belakang basement. Dindingnya bercat merah dan ruangan itu tidak tampak di dalam denah rumah. Ruangan itu kemudian dikenal dengan nama "The Red Room". Ruangan ini memiliki pengaruh terhadap anjing mereka Harry, yang selalu menolak untuk mendekat dan selalu berjongkok seolah-olah merasakan sesuatu yang negatif.
- Ada udara dingin, bau parfum dan kotoran di dalam rumah, dimana tidak terdapat saluran udara atau jalur bagi sumber tersebut.
- Putri mereka yang berumur lima tahun, Missy, mengisahkan teman imajinasinya yang bernama "Jodie" yang memiliki mata yang sangat merah.
- George selalu dibangunkan oleh bunyi bantingan pintu depan. Ia akan segera ke lantai bawah dan menemukan anjing mereka tertidur dengan suara keras di depan pintu. Tidak ada orang lain yang mendengar suara itu kecuali dia.
- George mendengar apa yang diuraikan sebagai "Marching band Jerman" atau suara seperti radio yang tidak di setel dengan frekuensi yang tepat. Namun ketika ia ke menuju lantai bawah, suara gaduh akan berhenti.
- George disadari bahwa ia memiliki kemiripan kuat dengan Ronald DeFeo, Jr., dan mulai bermabukan di The Witches' Brew, bar dimana DeFeo adalah salah seorang pelanggannya.
- Ketika mengecek tempat penyimpanan kapal pada suatu malam, George melihat sepasang mata merah yang sedang memperhatikan dia dari jendela kamar tidur Missy. Ketika ia pergi keatas untuk melihatnya, ia tidak menemukan apa-apa. Kemudian disimpulkan bahwa itu adalah "Jodie".
- Ketika ditempat tidur, Kathy mendapatkan bekas merah didadanya disebabkan oleh suatu kekuatan tak terlihat, dan ia diangkat sekitar dua kaki dari tempat tidurnya.
- Kunci, jendela, dan pintu rumah dirusakkan oleh suatu kekuatan yang tak terlihat.
- Terdapat belahan kuku binatang yang besar di salju yang kemudian dihubungkan dengan seekor babi besar pada 1 Januari 1976.
- Dari dinding aula dan lubang kunci dari pintu kamar bermain yang ada di loteng keluar lumpur yang berwarna hijau.
- Sebuah salib 12 inchi yang digantung Kathy di kamar kecil ditemukan terpasang terbalik dan menyemburkan bau.
- George tersandung oleh sebuah keramik singa Tiongkok yang memiliki tinggi sekitar empat kaki, yang kemudian meninggalkan bekas gigitan pada salah satu mata kakinya.
- George melihat Kathy berubah menjadi seorang wanita tua yang berumur sekitar 90-an, "dengan rambut acak-acakan, muka dengan kerutan dan berbentuk buruk, dan air liur yang menetes dari mulutnya yang ompong".
George dan Kathy Lutz dikelilingi dengan berbagai media yang mengulas kasus mereka. Setelah memutuskan bahwa ada yang tidak beres dengan rumah mereka, yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, George dan Kathy Lutz melaksanakan suatu pemberkatan dengan cara mereka sendiri pada 8 Januari 1976. George memegang sebuah salib yang terbuat dari perak selagi kedua-duanya membacakan Doa Para Raja, dan dari ruang tamu mereka, menurut dugaan banyak oang terdengar suara paduan suara yang meminta agar mereka berhenti: "Will you stop!".
Di pertengahan Januari 1976, dan setelah usaha pemberkatan yang dilakukan oleh George dan Kathy, mereka mengalami kejadian yang kemudian menjadi malam terakhir mereka berada di rumah itu. Keluarga Lutz menilai bahwa segala kejadian yang terjadi sebagai sesuatu yang sangat menakutkan, "too frightening".
Setelah berkonsultasi dengan Bapa Mancuso, mereka memutuskan untuk mengambil beberapa barang kepunyaan mereka dan memutuskan untuk tinggal di rumah ibu Kathy di dekat Deer Park, New York. Pada 14 Januari 1976, George dan Kathy Lutz bersama ketiga anaknya dan anjing mereka Harry, meninggalkan rumah dan meninggalkan banyak barang di belakang rumah tersebut. Hari berikutnya, seorang tukang ditugaskan untuk memindahkan barang-barang untuk dikirim ke keluarga Lutz. Ia melaporkan ada fenomena yang tidak normal di dalam rumah itu.
3. The Exorcism Of Emily Rose
Film ini bercerita seorang gadis yang bernama Emily Rose, dia mengalami hal-hal aneh selama hidupnya yang pada akhirnya berujung pada kematian. Kejadian aneh yang pernah dialami oleh Emily ketika itu dia berlari ditengah hujan yang sangat deras dan memasuki sebuah gereja. Didapatinya dua orang perempuan yang sedang berdoa dan Emily melihat kedua perempuan tersebut wajah berubah menjadi setan. Dari kejadian tersebut tubuh Emily tertekuk kearah yang salah dengan mata merah dan berkata "jangan sentuh aku".
Penderitaanya berlangsung hingga 7 tahun hingga akhinya dua imam dipanggil dan melakukan eksorsisme – ritual pengusiran roh jahat. Mereka menyatakan bahwa Michel dirasuki banyak hantu. Michel akhirnya meninggal bulan Juli 1976 karena kelaparan. Orang tua dan dua imam tadi diajukan ke pengadilan dengan dugaan pembunuhan. Kisah Annelise Michel yang kemudian diangkat ke dalam film, nama tokoh diganti menjadi Emily Rose. Namun, plot cerita berjalan serupa dengan kejadian nyata.
Kisah Nyatanya :
Namanya Anneliese Michel. Lahir pada 21 September 1952 di Klingenberg, Bavaria, Jerman. Keluarganya merupakan penganut Katolik yang taat dan Michel dididik secara ketat. Karena didikan agama dari keluarganya yang ketat, Michel sering berdoa untuk menghapuskan dosa – dosanya saat dia pernah mengalami kecanduan akan narkoba.
Pada tahun 1968, saat Michel masih SMA, ia mengalami kejang-kejang. Beberapa temannya berpendapat bahwa Michel menderita Epilepsi. Saat itu, seorang ahli saraf dari klinik psikiatri Wurzburg mendiagnosis Michel menderita Epilepsi Gran Mal. Setelah kejadian itu, Michel sering berhalusinasi ketika berdoa. Dia mengaku kerap mendengar suara yang mengatakan bahwa dirinya telah dikutuk. Pada tahun 1973, Michel mengalami depresi berat dan berniat untuk bunuh diri. Perilakunya menjadi semakin aneh, ia pernah merobek pakaiannya sendiri, makan batu bara dan laba – laba di lantai, bahkan meminum urinnya sendiri. Terkadang, ia menjerit histeris secara tiba-tiba, dan menyalak seperti seekor anjing. Pada tahun 1975, orang tuanya yakin bahwa putrinya telah dirasuki oleh roh halus. Mereka lalu mencoba cara lain untuk menyembuhkan Michel, yaitu dengan ritual pengusiran roh jahat atau biasa disebut exorcist.
Orang yang pertama kali mengetahui bahwa Michel telah dirasuki oleh roh jahat adalah seorang wanita tua yang mendampingi Michel ketika ia berziarah. Wanita itu menyadari keanehan pada diri Michel ketika Michel berulangkali menghindar ketika melewati lukisan Jesus. Michel juga menolak ketika diberi air suci dari sumber mata air. Wanita itu juga mengatakan bahwa ia merasakan aura yang berbeda ketika berada didekat Michel. Seorang dukun dari kota terdekat memeriksa Michel. Ia menyimpulkan bahwa Michel memang telah dirasuki oleh roh jahat. Orang tua Michel meminta ritual pengusiran roh jahat kepada dukun itu, namun dukun itu menolak. Akhirnya, mereka meminta bantuan kepada Uskup setempat.
Orang tua Michel yang putus asa kemudian meminta bantuan seorang Uskup untuk menyembuhkan Michel. Uskup yang bernama Joseph Stangl ini kemudian menugaskan dua orang pendeta, yaitu Pastor Arnold Renz dan Pendeta Ernst Alt. Keduanya ditugaskan oleh sang Uskup untuk melakukan ritual pengusiran besar terhadap Anneliese Michel. Ritual Exorcist yang dilakukan kedua pendeta ini berdasar pada “Rituale Romanum” sesuai dengan hukum Cannon yang berlaku pada abad ke-17 ( saya tidak tahu maksud dari hukum Cannon ). Pastor Arnold Renz adalah mantan misionaris di China, sedangkan Pendeta Ernst adalah seorang Pendeta biasa di tempat asalnya. Mereka berdua melakukan ritual pengusiran roh jahat terhadap Anneliese Michel selama 10 bulan, yang terdiri dari 67 sesi. Setiap minggu, kadang dilakukan satu atau dua sesi ritual. Beberapa sesi bahkan berlangsung hingga 4 jam
Menurut The Washington Post, Anneliese mulai melihat sesosok setan pada setiap orang yang dilihatnya saat ia mulai mengalami gejala aneh diatas. Ini mungkin menjelaskan mengapa Anneliese sering histeris secara tiba – tiba. Bahkan kedua pendeta tadi yakin bahwa sejak mereka melakukan ritual pengusiran, roh yang merasuki Anneliese semakin memperparah keadaan Anneliese.
Anneliese sendiri mengatakan kepada dua pendeta itu, bahwa ada beberapa roh yang kini merasuki dirinya. Dia menyebutkan ada roh Judas Iscariot, Adolf Hitler, Nero, Cain, Fleischmann, dan yang paling kuat, yaitu Lucifer. Dia juga menyebutkan bahwa sisi gelap dari dirinya juga turut merasukinya.
Kedua pendeta ini bahkan kerap berhadapan dengan roh Lucifer yang menolak untuk keluar dari tubuh Anneliese. Mereka mengatakan bahwa roh ini adalah roh yang paling sulit untuk dihadapi
Anneliese telah menjalani 67 sesi ritual pengusiran roh jahat selama 10 bulan. Selama itu pula, Anneliese mengalami sejumlah kerusakan pada bagian tubuhnya. Ligamen di lututnya telah pecah, kakinya juga mengalami kelumpuhan, sehingga pada saat-saat tertentu, orang tua Michel membantunya.
Pada tanggal 1 Juli 1976, Anneliese Michel ditemukan telah meninggal. Menurut otopsi, Michel meninggal akibat dehidrasi parah dan kekurangan gizi. Sebelum kematiannya, Michel selalu menolak untuk makan. Dia percaya bahwa tindakannya itu akan mempercepat kematiannya, dan itu satu – satunya cara untuk mengusir roh-roh jahat yang tengah merasukinya. Tentunya, hal ini membuat kedua orang tuanya sangat sedih. Sebelum kematiannya, Anneliese sempat mengutarakan kata-kata terakhirnya “Beg for Absolution”, ini ditujukan kepada kedua pendeta yang telah berusaha menolongnya, dan untuk ibunya ia berkata ” Mother, I’m Afraid.”
4. The Haunting in Connecticut
Film ini bercerita tentang keluarga Campbell yang terpaksa pindah ke sebuah tempat bekas kamar mayat. Ini dilakukan agar mereka bisa dengan cepat pergi ke rumah sakit tempat anak mereka dirawat karena kanker. Ternyata bekas kamar mayat tersebut penuh kekuatan jahat, mereka pun dihantui berbagai teror menyeramkan. Film ini terinspirasi pada kisah Carmen Snedecker dan keluarganya yang pindah ke Connecticut pada era 80-an agar lebih dekat dengan anak mereka Phillip, yang menerima perawatan kanker di rumah sakit. Ternyata kondisi Phillip menjadi tidak menentu dan mengklaim bahwa rumah itu berhantu, namun orang tuanya percaya bahwa ia mengalami skizofrenia.
Kisah Nyatanya :
Sara Campbell (diperankan oleh Virginia Madsen) adalah seorang ibu yang sudah hampir frustrasi merawat anaknya Matt (diperankan oleh Kyle Gallner) yang terkena kanker stadium akhir. Matt sedang menjalani pengobatan kemoterapi di sebuah rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka. Matt yang sakit sering kali menderita di mobil baik menuju ataupun kembali dari rumah sakit. Sara sangat tidak tega dan meminta kepada suaminya, Peter (diperankan oleh Martin Donovan) agar mencari rumah baru yang lebih dekat dengan rumah sakit tempat Matt dirawat. Tapi keuangan mereka sangat tipis karena biaya berobat Matt yang sangat besar, hingga Peter menolak.
Pada suatu perjalanan sepulang dari rumah sakit, keadaan Matt memburuk di dalam mobil hingga Sara memutuskan untuk menunda kepulangannya ke rumah dan mencari tempat bermalam. Secara kebetulan dia menemukan sebuah rumah tua yang disewakan. Dia langsung memutuskan untuk menyewa rumah itu dan membayar biaya sewanya malam itu juga dan mereka tidur disana. Sebenarnya, pada malam itu, Matt sudah melihat bayangan-bayangan aneh di sekitarnya, yang ketika didekati malah menghilang. Tapi dia menganggap itu hanya hayalannya saja. Karena memang dokter mengatakan, kalau salah satu efek samping dari pengobatannya adalah mengalami halusinasi. Matt memutuskan untuk merahasiakan penglihatannya itu, bahkan ketika dia melihat air dalam ember yang digunakan ibunya untuk mengepel adalah darah.
Peter marah ketika mengetahui kalau Sara menyewa rumah tanpa berdiskusi dengannya. Sara membela diri dengan mengatakan kalau biaya sewa rumah itu sangat murah, mereka masih mampu membayarnya. Memang sewanya sangat murah dan rumah itu luar biasa besar. Akhirnya mereka sekeluarga memutuskan untuk pindah ke tempat itu, termasuk Peter dan adiknya Billy (diperankan oleh Ty Wood) dan dua sepupunya Mary (diperankan oleh Sophi Knight) dan Wendi (diperankan oleh Amanda Crew). Matt mendapat kamar paling luas di basement, sementara yang lainnya di lantai satu.
Penglihatan Matt tentang arwah yang bergentayangan itu semakin jelas, tapi tampaknya tak satupun di rumah itu yang merasakannya. Matt semakin tertekan dan sakitnya semakin parah. Pada suatu kunjungan rutin ke rumah sakit, tanpa sengaja Matt bertemu dengan seorang pendeta bernama Popescu (diperankan oleh Elias Koteas) yang ternyata juga menderita kanker. Dari perbincangan mereka, Matt mengetahui kalay Popescu juga bisa melihat keberadaan hantu atau arwah. Menurutnya, itu karena kondisi tubuh mereka yang sakit, itu membuat mereka lebih mudah terpengaruh energi negative. Matt menceritakan tentang pengalamannya dan Popescu menganjurkan agar Matt berhenti menghindar. Satu-satunya cara agar hantu itu berhenti menganggunya adalah dengan mengetahui apa yang diinginkannya. Matt harus berani bertanya, agar hantu itu bisa membereskan urusannya yang belum selesai.
Meskipun sudah memberanikan diri, tapi Matt tetap tidak mengerti apa yang diinginkan hantu itu. Sementara penglihatannya sudah semakin parah dan berubah menjadi semacam kerasukan. Dia seperti melihat bayangan anak lelaki seusianya dan seorang lelaki tua berjanggut yang sedang menulisi sesuatu di tubuh seseorang yang terlihat sudah mati. Lelaki tua itu juga memotong kelopak mata jasad itu hingga bola matanya terlihat. Tapi penglihatan itu tidak pernah sempurna, Matt selalu tersadar di tengah penglihatannya. Sementara sosok hantu yang mengganggunya itu sudah semakin sering dan semakin dekat dengannya. Sosoknya mengerikan dengan wajah penuh bekas luka seperti luka bakar.
Matt sangat menderita dan sakitnya semakin parah. Wendi, sepupunya yang sebaya dengannya mencoba membujuknya untuk menceritakan apa yang ada dipikirannya. Matt menceritakan semua yang dilihatnya dan Wendi memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut dengan melakukan penelitian di perpustakaan daerah. Dari situlah Wendi mengetahui tentang kisah angker rumah itu. Ternyata dulunya rumah itu adalah rumah penitipan mayat, tempat seorang juru rias akan memandikan dan menghias mayat-mayat itu sebelum dimakamkan. Perias mayat yang bernama Aickman (diperankan oleh John Bluethner) itu tinggal bersama seorang anak lelaki remaja bernama Jonah (diperankan oleh Eric J Berg) yang bekerja sebagai asistennya. Ternyata Jonah memiliki kemampuan paranormal. Dia bisa berkomunikasi dengan arwah orang meninggal dan bersedia melakukannya pada siapa saja yang mau membayar.
Banyak keluarga korban yang meminta bantuannya untuk berkomunikasi dengan sanak saudaranya dan rumah mayat itu semakin terkenal. Aickman berubah jadi rakus dan ingin memperoleh lebih banyak keuntungan lagi. Dia lalu mempelajari sebuah sihir kuno yang menggunakan mayat sebagai mediumnya. Dia lalu mencuri semua mayat yang diserahkan ke rumah mayatnya dan mengisi peti mati mereka dengan karung pasir. Mayat-mayat itu ditulisi dengan sejenis mantra, dicabut kelopak matanya dan disembunyikan didalam rumah.
Mereka menjalankan ritual ini agar kekuatan paranormal Jonah semakin hebat. Dan memang, kalau sebelumnya Jonah hanya bisa berkomunikasi sendiri dengan arwah lalu memberitahukan hasilnya kepada keluarga korban. Setelah ritual itu, kekuatannya bertambah. Ia bisa memanggil hantu itu secara langsung dan memberikan penglihatan kepada keluarganya. Pada suatu ketika, tiba-tiba saja di rumah itu ditemukan mayat orang-orang yang sedang berkunjung, semuanya tewas terbakar termasuk Aickman. Tapi mayat Jonah tidak pernah ditemukan.
Wendi dan Matt lalu memutuskan untuk meminta bantuan Popescu untuk mengusir arwah yang bergentayangan di rumah itu. Tapi ia salah bertindak. Ia memang berhasil mengusir satu arwah ke luar rumah, yang belakangan disadarinya kalau arwah itu adalah Jonah si paranormal. Jonah lalu memberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada Popescu. Bahwa sebenarnya dialah yang selama ini bertindak sebagai penjaga rumah itu. Dia tewas pada sebuah peristiwa dimana hantu yang dipanggilnya lebih kuat dari dia. Seluruh peserta ritual itu tewas kecuali dirinya. Aickman sudah mencuri sekitar seratus mayat dan menyimpannya di dalam rumah itu. Mereka adalah arwah-arwah yang penuh amarah karena Aickman telah mengikat mereka dengan mantra sihir sehingga mereka tidak bisa beristirahat dengan tenang. Jonah lah yang menjaga keluarga Campbell selama ini, dan Popescu telah mengeluarkannya dari sana.
Popescu yang mengetahui hal ini langsung menelepon keluarga Campbell untuk memberitahukan agar mereka segera keluar dari rumah itu, karena rumah itu sudah jadi tempat tinggal yang berbahaya bagi mereka. Tapi Sara dan Peter sedang ke rumah sakit karena Matt tiba-tiba pingsan. Wendi disuruh tinggal menjaga anak-anak yang lain. Di rumah sakit, Matt bertemu langsung dengan hantu Jonah dan mengulangi kembali cerita yang sama.
Matt yang sudah mengetahui kalau penyakitnya memang sudah tidak tersembuhkan lagi, memutuskan untuk melakukan sesuatu. Dia kembali ke rumah itu dan menyuruh Wendi dan adik-adiknya keluar. Matt lalu menghancurkan dinding basement yang menjadi kamarnya dan menemukan banyak sekali mayat yang diletakkan tumpang tindih di dalam tembok itu. Mayat-mayat itu tidak membusuk karena Aickman menggunakan banyak sekali formalin untuk mengawetkannya. Matt lalu membakar seluruh mayat itu dengan harapan, api akan menghapus seluruh mantra yang ditulis Aickman di tubuh mayat itu sehingga mereka bisa terbebas dari pengaruh sihir.
Dalam proses itu terlihat kalau arwah-arwah yang terbakar itu kemudian berkumpul dan berdiri mengelilingi Matt. Lalu secara bersama-sama mereka menyentuh kepala Matt. Dalam keadaan pasrah, Matt hanya bisa jatuh berlutut dan menutup matanya, sementara api sudah menjalari hampir seluruh bagian rumah tua itu. Sara berhasil masuk dengan menerobos api dan menemukan Matt tergeletak di lantai. Dia melihat banyak sekali mayat di ruangan itu tapi tidak bisa melihat arwah-arwah yang berdiri di sekeliling Matt. Dia menarik tubuh Matt ke bawah meja agar terlindung dari papan-papan terbakar yang mulai berjatuhan. Mereka berhasil diselamatkan oleh pemadam kebakaran.
Matt yang pingsan kemudian sadar dan melihat ayah, ibu dan pendeta Popescu di dekatnya. Popescu melihat seberkas bayangan keluar dari tubuh Matt ketika dia tersadar. Bayangan itu adalah Jonah yang kemudian berdiri di samping Popescu, tapi Matt tidak bisa lagi melihat kehadirannya. Setelah diperiksa dokter, Matt dinyatakan sembuh total secara ajaib. Kanker stadium empat yang dimilikinya hilang tanpa bekas. Sepertinya itu ada hubungannya dengan peristiwa dimana kerumunan arwah itu menumpangkan tangan ke atas kepala Matt. Matt beranggapan ketika itulah para arwah itu mengambil penyakit kanker dari dalam tubuhnya, sebagai ucapan terimakasih.
Referensi :
[1]. https://id.wikipedia.org
[2]. http://www.sukasaya.com/2015/03/film-horor-terseram-di-dunia.html
[3]. https://koetaradja.wordpress.com/2013/09/03/kisah-nyata-the-exorcism-of-emily-rose/
[4]. http://onthespot7langka.blogspot.co.id/
[5]. http://ceritafilmrisma.blogspot.co.id/2010/10/haunting-in-connecticut.html
[6]. http://www.anehdidunia.com/2013/08/kisah-nyata-mengerikan-dibalik-film.html
0 Response to "Film Horor Paling Menyeramkan yang Diangkat dari Kisah Nyata"
Post a Comment