-->

Begini Ciri Anda Siap Beli Rumah Pribadi

Halo Serupedians

Kebutuhan papan merupakan kebutuhan primer bagi setiap individu. Merupakan sebuah impian untuk memiliki hunian pribadi dan terbebas dari menumpang ataupun mengontrak. Hal ini pun sekaligus dapat menunjukan status finansial mapan ketika berhasil memiliki sebuah rumah idaman. 

https://www.flickr.com/photos/59937401@N07/5857052205/

Sebelum Kamu membeli sebuah rumah, tentu segala pertimbangan harus dilakukan dengan masak. Jangan berkecil hati jika Kamu hingga kini masih belum memiliki sebuah hunian pribadi. Jangan-jangan Kamu sudah mampu tapi masih belum berani untuk mengambil langkah berinvestasi pertama kali dalam hidup Kamu. Daripada terus-menerus meragu, coba kenali ciri Kamu telah siap beli rumah pribadi berikut ini.

1. Mampu Sewa Kost

Seiring dengan usia dewasa yang semakin matang dari segi personal dan finansial, mungkin Kamu sedikit gengsi untuk tinggal di rumah orang tua atau kerabat. Apalagi jika letaknya di satelit Jakarta sehingga Kamu memutuskan untuk sewa apartemen atau kontrakan di lokasi strategis. Fenomena ini bukan omong kosong belaka, survey portal properti lamudi.co.id menyebutkan bahwa terdapat sekitar 82 persen pencari properti di Jakarta Selatan yang merupakan kawasan permukiman terfavorit berburu landed house baik sebagai end user maupun investor, sedangkan 8 persen lebih memilih tinggal di unit vertikal dan sekitar 60.32 persen dari persentase tersebut memilih unit vertikal tersebut untuk disewa.

Memang hal tersebut dapat mempermudah mobilitas sehari-hari dan pemenuhan lifestyle serta privasi akan lebih terjaga. Namun, merelakan untuk commuting dengan kendaraan umum atau mengendarai motor terhitung lebih hemat. Sekarang coba perhitungkan biaya rental kost atau apartemen per bulan yang dapat menghabiskan kurang lebih 30 persen penghasilan dan bandingkan dengan ongkos PP setiap hari. Ambil opsi termurah sehingga penghematan bisa dialihkan untuk cicilan hunian pertahun  dibawah 18 juta. Bagi Kamu yang merantau, akali dengan mengontrak satu rumah sederhana yang dapat dikontrak per tahun dengan beberapa kamar tidur bersama teman. Sedikit mengalah dari ego pribadi, ternyata kepemilikan istana pribadi selama ini ada di depan mata.

2. Mengalihkan Dana Tabungan Ke Investasi

Jika diihitung-hitung pendapatan per bulan dapat meng-cover seluruh kebutuhan pribadi, bisa jadi Kamu sudah siap beli rumah sendiri. Asumsikan pendapatan per bulan sebesar Rp. 4.000.000, nett. Biaya yang Kamu keluarkan untuk rental apartemen/kost dan biaya listrik dengan total Rp.1,500,000 per bulan. Untuk makan dengan rata-rata Rp. 15.000 x 3 kali makan x 30 hari = Rp.1,350,000. Hiburan saat weekend atau belanja bulanan lainnya dengan budget Rp. 500,000 maka masih tersisa Rp. 650,000 di tabungan Kamu. Coba bayangkan jika Kamu mengalihkan biaya rental hunian menjadi transportasi PP ke kantor Rp. 30,000 x 20 hari kerja = Rp. 600,000 dan uang makan tetap dihitung untuk subsidi kepada orang tua atau kerabat yang disinggahi. Berarti Kamu dapat menabung sekitar Rp. 1,550,000 per bulan. Sedikit mengambil resiko investasi, memanfaatkan penghasilan maksimal Rp.4,000,000 per bulan tentu memenuhi syarat KPR bersubsidi untuk landed house. Angsuran terkecil yang dapat Kamu ambil sekitar Rp.900,000 per bulan. Sebagai informasi untuk KPR bersubsidi unit vertikal, besaran take home pay yang dimiliki maksimum adalah Rp.7,000,000.

3. Memiliki Simpanan Dana Untuk DP

Agar mempermudah proses pengajuan kredit rumah, tentu Kamu harus mempersiapkan segala prasyarat yang dapat mempermudah proses. Selain prasyarat memiliki pekerjaan tetap dan segala surat yang melengkapi, lagi-lagi finansial menunjukan kesiapan. Jika tabungan hasil jerih payah bekerja selama ini mampu membayar down payment sesuai dengan ketentuan, coba untuk segera mengajukan KPR daripada hanya tersimpan di tabungan dan terpakai untuk hal yang sebenarnya tak terlalu dibutuhkan. Cari KPR yang DP-nya sesuai dengan simpanan Kamu. Untuk KPR bersubsidi, ada bank yang menyediakan DP sebesar 1 persen dengan waktu maksimal cicilan rumah maksimal 20 tahun. Menarik, bukan?

4. Berkomitmen Teguh

Coba perhatikan habit Kamu selama 6 bulan terakhir, apakah income dan expense sudah sesuai dengan perhitungan? Apakah Kamu sudah mulai berhasil menekan lifestyle budget sedikit demi sedikit? Ini berarti komitmen Kamu terhadap keuangan sudah terbilang matang. Lihat juga perencanaan hidup Kamu kedepannya. Jika Kamu memang berencana stay dalam waktu lama dan tidak berpindah kota, berarti keputusan untuk membeli hunian untuk langsung ditempati sangat tepat meskipun hanya diisi dengan perabotan seadanya. Sedikit demi sedikit, Kamu bisa memperhitungkan untuk mencicil perabotan yang menawarkan bunga 0 persen.

5. Saat Yang Tepat Beli Rumah Pribadi

Di tengah perlambatan ekonomi beberapa waktu lalu, mungkin bukan waktu yang baik untuk sektor properti. Namun, ditengah lesunya pembelian unit Kamu bisa lebih jeli mengambil kesempatan dari promo yang banyak diberikan oleh pengembang agar unit cepat laku. Perhatikan pula bunga KPR Bank secara saksama. Saat  bunga cicilan rendah, segera cari rumah idaman dan ajukan KPR untuk lebih menghemat cicilan bertahun-tahun mendatang. Jadi, tunggu apa lagi?
Related Posts